Ironisnya kawan...
Aku lupa rasanya punya teman
Aku lupa,
Benar-benar lupa. . .
Dunia luas
Dunia besar
Dunia penuh
Tapi,
Aku tertatih tetap sendiri..
Sendiri..
Sendirian
###
Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Ironisnya kawan...
Aku lupa rasanya punya teman
Aku lupa,
Benar-benar lupa. . .
Dunia luas
Dunia besar
Dunia penuh
Tapi,
Aku tertatih tetap sendiri..
Sendiri..
Sendirian
###
Tuhan !
Aq marah !
Murka pada mereka..
Tapi, mengapa Engkau tidak ?
Tuhan...
Kau meminta ku berdiri kukuh
Mengalah atas deru sok bertuan tingkah mereka
Kau meminta diam ku untuk mereka
Aku lelah...
Aku menyerah..
Mulai tak bergairah
Pada asas semu yg mengaku kawan
Nyatanya senang pada aku yang berkekurangan
Dimana hati mereka ?
Mereka mengaku hebat,
Tapi dimata ku hanya bejat!!
Mereka mengaku kuat,
Namun dimataku sebatas laknat!
Mereka penuh omong kosong
Mereka tak berhati!!
Hidup pun baiknya mati !
Bukan..
Aku tau mereka bukan kawan
Tapi lawan yang berparas sok jagoan
Aku merasa tak berarti
Berdiri diantara mereka yang tak pandai menghargai
Inginnya waktu lekas mengakhiri
Dan setapak kaki pun pergi tanpa ingin ku menengok kembali
Meski sebatas melirik atau pun mengenang mereka, yang ku anggap mati tak tau diri. .
*untuk mereka semua, yang terpaksa harus selalu ku temui. Dibalik kedok ke formalan, aq anggap kalian mati! Dan aku, takkan menitikkan sepeser pun imajinasi hebat untuk membuat kalian "terlihat" namun melupakan pencetusnya.. .
Tuhan,
Aku melihat diri ku,
Gagal di antara mereka
Apa artinya ini, Tuhan..
###