Tuhan..
Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah..
Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi sempurna untuknya.
Bawa aku kembali dibawah lengan-Mu. Di dekap terhangat tempat satu-satunya aku pulang, mengadu peluh dan basah tangis bahkan darah.
Kau yang tahu kabar rapuh sekeping hatiku. Bekas luka cabik hari lalu bahkan belum pulih. Berdiri dikaki yang getir. Menyeka rindu yang berbondong melesat saat derai hujan. Mengelus memar yang belum pudar.
Bagaimana aku? Sedang dia hadir dengan kelembutan yang menenangkan.
Tuhan, bagaimana jika aku sempurna jatuh padanya? Sedang aku tak tahu seberapa sudi ia melangkah disampingku, menggandengku, tanpa pernah melambaikan perpisahan yang mungkin akan membunuh keping hatiku, seutuhnya..
Bagaimana aku, Tuhan?
Mr.K
Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Follow Aku yuk . . =3
Baca juga yg ini. .
-
". .Dan Angan Ku Tak Hen ti. .” “. . Bersajak Tentang Bayangmu. ." Biar aku disini mengisi sepi yang berpendar-pendar le...
-
Tuhan.. Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah.. Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi semp...
-
Tuhan. . Bila hari ini adalah hari ku, Izinkan aku memberinya sedikit kenang-kenang Sekedar sebelum aku tak lagi disampingnya ...
Mengenai Saya
- Senandung di Titian Angin
- Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar