Follow Aku yuk . . =3

Baca juga yg ini. .

Senandung di Titian Angin
Jika menulis akan membuatmu lebih baik, maka tulislah. Tulis dengan segala yang layak tertulis, dengan segala yang ingin kau tulis. Untuk dirimu sendiri..

Mengenai Saya

Foto saya
Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...

Selasa, 06 Maret 2012

Syair: Menyayat Kesedihan

Adinda kecil yang ku mainkan
Nyanyian alam yang ku pertahankan

Aku bersumpah, sekali lagi membaca kesedihan
Mengintip menguntit di balik jubahmu
Seperti meyungsup, mencabik hingga pedalam mu

Rasanya ingin lagi menawar susu
Menjadi tabib semalam saja atas risau mu

Aku bersumpah, sekali lagi nanar menjadi saksi
Kau mengguyur senja dengan limpah duka
Menyisihkan bahagia di tepi ukir sang raja
Kau sedih dan kita teruka

Bukankah nyanyian kita telah lalu?

Sebatas alibi alam kita menyapa
Menjadi tampak sepasang yang dilanda cinta

Bukankah satin kisah kita usai menjadi abu?

Selayak utuh hati yang nyatanya terbelah kembali
Menjadi pipih dan menjulang pancar kehampaan

Bukankah kita sudah berlalu?

Mengapa kau dan aku masih saja bertemu
Bersua jengah di balik tabir lemah
Gontai kau melambai, pun aku tak kuat melupakan

Berapa lama lagi harus ku merangkul diam?

Hingga tiba jelalat hati ini mampu merelakan
Rela dipisahkan..

Berapa lama lagi ku mereguk asam?

Hingga jerat kenang-kenangmu memberi bebas angan ini
Mencairkan kembali layaknya kelembutan jiwa
Memberi celah dari beku hati ku atas rasa

Berapa lama aku harus menunggu?

Hingga masa mu lenyap pergi dari kenyataan
Dan aku, semakin menutup hati atas kehilangan

###