Adinda kecil yang ku mainkan
Nyanyian alam yang ku pertahankan
Aku bersumpah, sekali lagi membaca kesedihan
Mengintip menguntit di balik jubahmu
Seperti meyungsup, mencabik hingga pedalam mu
Rasanya ingin lagi menawar susu
Menjadi tabib semalam saja atas risau mu
Aku bersumpah, sekali lagi nanar menjadi saksi
Kau mengguyur senja dengan limpah duka
Menyisihkan bahagia di tepi ukir sang raja
Kau sedih dan kita teruka
Bukankah nyanyian kita telah lalu?
Sebatas alibi alam kita menyapa
Menjadi tampak sepasang yang dilanda cinta
Bukankah satin kisah kita usai menjadi abu?
Selayak utuh hati yang nyatanya terbelah kembali
Menjadi pipih dan menjulang pancar kehampaan
Bukankah kita sudah berlalu?
Mengapa kau dan aku masih saja bertemu
Bersua jengah di balik tabir lemah
Gontai kau melambai, pun aku tak kuat melupakan
Berapa lama lagi harus ku merangkul diam?
Hingga tiba jelalat hati ini mampu merelakan
Rela dipisahkan..
Berapa lama lagi ku mereguk asam?
Hingga jerat kenang-kenangmu memberi bebas angan ini
Mencairkan kembali layaknya kelembutan jiwa
Memberi celah dari beku hati ku atas rasa
Berapa lama aku harus menunggu?
Hingga masa mu lenyap pergi dari kenyataan
Dan aku, semakin menutup hati atas kehilangan
###
1 komentar:
mantap!
Posting Komentar