"coba lihat gadis itu ka"
"mana? Yang pakai jaket biru itu?"
"iya, iya. manis ya?"
"hmm,
iya" bisik Bram singkat. Aku menunduk tersipu tanpa tahu bertepatan
dengan itu gadis manis disana menoleh dan sesaat beradu pandang pada
Bram. Satu detik, dua senyum tertaut bersekat hujan. Dan ketika aku
mengangkat wajah, episode dua senyum itu berakhir dan kembali pada
kuluman diam masing-masing bibir. Aku melewatkan sesuatu ya? Ku tanya
pada hujan. Hanya desau parau yang menyahut. Gelegar petir seakan
menegur tanya ku yang mungkin membuat hujan takut. Seakan alam
mengatakan,"bukan urusanmu, Bagas"
*Nidji-Jangan Lupakan
Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Follow Aku yuk . . =3
Baca juga yg ini. .
-
". .Dan Angan Ku Tak Hen ti. .” “. . Bersajak Tentang Bayangmu. ." Biar aku disini mengisi sepi yang berpendar-pendar le...
-
Tuhan.. Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah.. Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi semp...
-
Tuhan. . Bila hari ini adalah hari ku, Izinkan aku memberinya sedikit kenang-kenang Sekedar sebelum aku tak lagi disampingnya ...
Mengenai Saya
- Senandung di Titian Angin
- Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...
Selasa, 31 Desember 2013
Sabtu, 28 Desember 2013
Tentang Kita, Ayah..
Ayah, sekiranya aku lelah
Tepuklah..
Sekiranya aku sakit
Genggamlah..
Jika dua kata kasih terlalu berat
Biarlah kau bisik hanya sekata
Bilamana sekata membuat kau malu
Cukuplah hanya kau ada
Aku bisa mendekapmu meski tak berbasa-basi
Aku bisa memelukmu meski tak sampai pucat pasi
Kita tak perlu banyak puisi, Ayah
Kita tak perlu banyak bernyanyi, Ayah
Kita hanya cukup saling mengisi
Menjadi ada diantara ketiadaan
Menjadi cinta diantara kebisuan
Kita tak perlu banyak bicara, Ayah..
Cukuplah kau hanya ada
Dan aku pun akan tetap ada
###
Jumat, 27 Desember 2013
Aku..
Aku membopong batukah?
Aku memapah cadaskah?
Runcing-runcingnya menusuk ku
Berat kukuhnya merobohkan ku
Punggung hidup ini nyaris mati rasa
Napas hati ini mulai tak berirama
Harus apakah aku?
Hanya desau kerontang angin yang menyusup penuh iba
Sedang aku, tak dijamah sesosok pun manusia
###
Senin, 23 Desember 2013
ViMake: Tuhan, Bila Hari ini adalah Hariku..
Pudar..
Wujud ada mu menoreh rindu yang merindu dusta
Sayup sapamu bukan lagi makna berpatut cinta
Tidak lagi kita pada langkah sedarah dan searah
Jerat-jerat halus berpatri kasih yang dulu
Semai-semai mesra berbalut sayang yang dulu
Jatuh bangun kisah dua hati yang dulu
Kandas..
Merangkak pelan membuntut sang kejauhan
Berisik pun tak terdengar
Rasanya pun tak terasa
Tahu-tahu cinta hanya tingal asa
Rupanya memudar di detik yang tak teraba
Tahu-tahu genggam melonggar jatuh
Melepas dekap jemari yang sudah bersiap menjamah sepi
Tahu-tahu berdua menjadi tak bermakna
Hambar, tak bersisa rasa ingin bersama
Tidak lagi kita pada langkah yang sedarah dan searah
Keji memang..
Kejam pasti..
Namun daya apa lagi antara kita?
Nyatanya pudar jauh lebih mesra
Menculik dua hati
Membunuh satu cinta..
###
Langganan:
Postingan (Atom)