"coba lihat gadis itu ka"
"mana? Yang pakai jaket biru itu?"
"iya, iya. manis ya?"
"hmm,
iya" bisik Bram singkat. Aku menunduk tersipu tanpa tahu bertepatan
dengan itu gadis manis disana menoleh dan sesaat beradu pandang pada
Bram. Satu detik, dua senyum tertaut bersekat hujan. Dan ketika aku
mengangkat wajah, episode dua senyum itu berakhir dan kembali pada
kuluman diam masing-masing bibir. Aku melewatkan sesuatu ya? Ku tanya
pada hujan. Hanya desau parau yang menyahut. Gelegar petir seakan
menegur tanya ku yang mungkin membuat hujan takut. Seakan alam
mengatakan,"bukan urusanmu, Bagas"
*Nidji-Jangan Lupakan
Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Follow Aku yuk . . =3
Baca juga yg ini. .
-
". .Dan Angan Ku Tak Hen ti. .” “. . Bersajak Tentang Bayangmu. ." Biar aku disini mengisi sepi yang berpendar-pendar le...
-
Tuhan.. Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah.. Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi semp...
-
Tuhan. . Bila hari ini adalah hari ku, Izinkan aku memberinya sedikit kenang-kenang Sekedar sebelum aku tak lagi disampingnya ...
Mengenai Saya
- Senandung di Titian Angin
- Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Memang, warna biru membuat segalanya menjadi manis... n_n
Posting Komentar