Saat aku merasa jahat, bukan orang yang menertawai yang ku perlukan.
Saat aku mengaku jahat, bukan orang yang membenarkan yang ku inginkan.
Saat aku berkata jahat, bukan orang yang menyeru "Ya" yang ku butuhkan.
Melainkan, dia yang tersenyum.
Dia yang menepuk pundakku.
Dia yang membisikkan ku, "kau lebih baik dari yang kau pikirkan"
Menggenggam tangan ku. Menguatkan jiwa ku. Membuat ku mampu berkata, "aku berani".
Kemudian berlari bersama ku. Meninggalkan semua ketakutan-ketakutan hitam. Dan membuat ku melupakan wajah-wajah jahat yang terbalut persona putih senyuman palsu penghias siapa diriku..
###
Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Follow Aku yuk . . =3
Baca juga yg ini. .
-
". .Dan Angan Ku Tak Hen ti. .” “. . Bersajak Tentang Bayangmu. ." Biar aku disini mengisi sepi yang berpendar-pendar le...
-
Tuhan.. Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah.. Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi semp...
-
Tuhan. . Bila hari ini adalah hari ku, Izinkan aku memberinya sedikit kenang-kenang Sekedar sebelum aku tak lagi disampingnya ...
Mengenai Saya
- Senandung di Titian Angin
- Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar