Follow Aku yuk . . =3

Baca juga yg ini. .

Senandung di Titian Angin
Jika menulis akan membuatmu lebih baik, maka tulislah. Tulis dengan segala yang layak tertulis, dengan segala yang ingin kau tulis. Untuk dirimu sendiri..

Mengenai Saya

Foto saya
Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...

Jumat, 28 Oktober 2011

Puisi : Si Tuan Pirang

Mengelana di teluk kerinduan
Mencari sisa dari sanggah cinta pupusan alam
Sayang di persimpang luring suratan
Aku menikung di titian jurang kegelapan
Disana aku merangkak, bermaksud menebus rintih penataran

Seribu dilema usai berlalu
Ku rebah lemaskan sisa batu di pundak kelu
Di bawah sandar sepenggal batang mati
Aku menenggak sepertiga dahaga hati
Belum puas, ku icip sekaut buah hambar sebagai pengganti

Senyap alam tak duga Tuan Pirang tiba
Dia menggenggam tuntun ku ke lembah mata
Sepanjang daur nan suram dan maya
Ia masih terus dan tak henti berkata
Aku mengangguk seperti mengerti
Tapi sungguh tidak satu juga aku memahami

Di penghujung lembah usai kami tiba
Si Tuan Pirang semakin merapati ku saja
Aku diam bisu menunggu katanya
Meski dia makin mendekati ku saja

Deru panas nafasnya menderai rambutku
 Ujung kuku tirus bercat hitam menelusur lesu
Kering kakunya mengitar di tipis lembut pipiku

Dia mendekat dan makin mendekat saja

Usai mengicip kuku
Dia bisik seuntai makna pada ku
Sebelum syal bulu disematnya menghangatiku

“Aku bahkan tidak mencintaimu…” katanya.

Seribu puncak seribu kelopak
Dunia surut di seruput petak
Jerit usang hati beradu diganti senyap
Seiring bayangan yang tadi melenyap…

Sekeruh beledru tadi terhisap
Seharu takut biru tadi menyesap

Aku bangkit pulang merebah di keramat peti mati

Bersama kosong
Dan tiada yang di mengerti …


###

Tidak ada komentar: