Secepat dedaun gugurkah aku membuka hati?
Selintas sapu anginkah aku merindu lagi?
Tidak.
Aku pondasi gunung sekuat karang
Tak elak meski badai menerpa ganas menerjang
Keping hati ini tak mudah diketuk
Lara perih karena yang lalu masih belum sembuh
Tidaklah sanggupku mengawal dongeng yang baru
Mengacuhkan tangis lusuh hari-hari itu
Kepingan ini semula batu nan beku
Tak punya ruang lembut tuk direnyuh cinta
Tak pantas disinggah waktu tuk bait-bait puisi buta aksara
Kenapa?
Karena sisa perih luka lalu belum juga sembuh
Dan kiranya takkan pernah disentuh sembuh
Tapi kau tak pernah mendengarkan..
Lenganmu acuh menghempasku dalam pelipur hangat
Lekat tatapmu mengusik separuh penat otak yang tak jarang meraung
Daya ku leleh disyair nyanyian janjimu
Aku kalap dibuatmu
Sebongkah pertahanan meluruh perlahan
Aku tergoda mabuk atas hati tak bertuan
Asa ku mengibas-ngibas suruh ia pergi
Bergeming pun ia tidak ku temui
Mati aku..
Ada rasa yang bibitnya telah mengakar kalbu
Ada cinta yang merekah meski melayap dihati yang berabu..
Mati aku..
Pinta ku ia berlalu, namun rasa itu tak punya malu
Pinta ku ia berhenti, namun cinta itu kian mengasihi
Mati aku..
Ia benar tak mungkin berhenti.
1 komentar:
mati aku dibuatnya saat ini :')
Posting Komentar