Masih kau ingat tentang hujan?
Yang tiap derainya menyentuh kita
Melagukan senyuman di sela kemesraan
Tetesnya mengepak sisa airmata
Dan rinainya masih mengutarakan cinta
Kasih…
Kemarin aku tergopoh mengejar senja
Menentang luka karena mu di hadapnya
Lalu ku hempas meraung pada angin
Berontak akan kesaksiannya dg gulita
Lalu aku berlari pada hujan
Bersamanya aku kasat dan bisu balik lentera
Demikian aku tak lagi bisa
Menyentuh hingga menari dengan hujan
Menyentuh basahnya bagai menyentuhmu
Menari dengan rinainya bagai menari dalam dekapmu
Lagi…
Kekasih, maaf..
Aku menyanyi dalam lembayung rindu
Menafsir harkat dan tabiatnya waktu
Dipendar-pendar asa rasa cinta
Dan ku lumpuh di asingkan durja
Demi engkau,
Ku tergila rindu tanpa waktu
Terombang di pojok gempita duri
Namun, aku masih tetap menari
Demi engkau,
Ku matikan kelam
Menyelam dalam lubuk gubuk malam
Adakah engkau memahami?
Kala mencintaimu kemarin
Keindahan adalah satu pingit milikku
Setiap haluan mengiringi rindu
Menyempurnakan alfa ku di masa lalu
Dan usai kau berbalik pergi
Keindahan tetap milik ku, sayang
Kesempurnaan masih terikat di pundak ku
Namun apa kau mengerti?
Ketiadaan utuh menindas runcing mimpi
Telak menghunjam tiap inci jantung hati
Aku di pergok alam meronta di arak diam
Mencari pelipur lara ku yang sudah tenggelam
Entah di sembunyikan alam
Atau memang engkau ingin melupakan
Malu sendu kah aku?
Tidak.
Haru ku nikmati seorang
Pilu ku pundut dengan kafan
Dan aku,
Ingin terus mencintai mu tanpa bosan
Ku duduk manis mengenang kisah dulu
Walau sudah kau beranjak lalu
Melepas aku yang ambruk memeluk cinta
Sedang kau makin pudar entah kemana
Tak apa, kekasih …
Karena,
Mencintai mu bagai menyentuh langit yang menjulang biru
Merindukan mu bagai mendengar diamnya melodi bisu
Memiliki mu, adalah sepucuk senyum ku yg menari merdu
Melepaskan mu, adalah sebait diam ku yg terbaring sayu
Dan aku,
Bersyukur atas kenangan itu .
###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar