Follow Aku yuk . . =3

Baca juga yg ini. .

Senandung di Titian Angin
Jika menulis akan membuatmu lebih baik, maka tulislah. Tulis dengan segala yang layak tertulis, dengan segala yang ingin kau tulis. Untuk dirimu sendiri..

Mengenai Saya

Foto saya
Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...

Rabu, 29 Februari 2012

My Sweet Seventeen.. (25 Feb '12) Part 2

Part 2 >>

Ada kartu ucapan yang tersemat disana. Siapa lagi, kalau bukan dari Octha. Aku membawa hadiah mu ke dalam kamar, tempat hening sesuai permintaan mu. :)
Perlahan ku buka dan ternyata di dalamnya tersusun beberapa buah kado dengan bungkusan yang berbeda-beda.
AMAZING!
Kata itu lah yang sedikit bisa menggambarkan betapa kejutan ini sangat-sangat luar biasa. Satu-satu ku buka bungkusannya dan dengan hati-hati ku baca tiap carik kertas yang benar-benar berhasil membuat air mata ku jatuh dengan tenangnya.
Hebat! Darimana kau bisa punya ide seindah ini? Kau luar biasa Octha!
Aku mendapatkan headset dari Taecyon, aku mendapatkan earphone dari Eza G., aku mendapatkan  novel dengan cover piano klasik dari Hiroki Uchi, aku mendapatkan jaket putih dari Kim Hyun Joong dan yang terakhir, aku mendapatkan batu special  milik orang yang special serta inspirasi hingga motivasi yang kamu tata rapi berbentuk data. Mereka semua adalah orang-orang yang berhasil kamu buat seolah-olah benar kenyataannya.
Kamu harus percaya Octha, ini terlalu manis untuk sekedar sweetseventeen. Kau adalah hadiah terindah hingga saat ini aku mengarungi kehidupan. Seperti yang ku bilang, malaikat tak bersayap itu memang benar-benar ada. Dan aku punya salah satunya, yaitu kamu, Octhavia.
Semua yang kamu berikan begitu berharga. Aku benar-benar bahagia bisa mengenalmu. :)
Kamu harus tau Octha, keinginan mu untuk menjadi pengucap terakhir telah terwujud. Bahkan kamu tidak hanya menjadi yang terakhir, tapi juga menjadi yang orang yang benar-benar pertama. Kenapa? Karena nyatanya aku baru saja di lahirkan saat senja hampir pergi dari peraduannya . :) :) :)
Dengan semua kejutan ini, aku ingin membalas mu, Octha. Semoga aku bisa memberikan yang terbaik seperti yang kamu berikan pada ku. Aku akan menyusun semua rencana mulai hari ini. :) Aku berharap ini tidak akan sia-sia. Aamiinn. . . :)

Thank you so much, Octha .
Thanks For All . .  :) :) :)

###

*Di tulis pada tanggal 26 Februari 2012 . . 

My Sweet Seventeen.. (25 Feb '12) Part 1

Dear Octhavia D. H.
                Kini aku sudah berusia 17 tahun. Harusnya aku sudah dengan sikap dewasa ku. Menjadi lebih baik dari usia sebelum ini. Dan aku, selalu berharap bisa menjadi seperti itu.
                “happy b’day Zah!” seharian penuh bertebar jabat tangan hingga ucap selamat dari teman-teman ku. Beberapa di antaranya berlomba untuk menjadi pengucap pertama tepat pada jam 00:00. Meskipun pada nyatanya aku belum di lahirkan pada jam tersebut. Mendengar desas-desus mereka, membuat seharian penuh ku berjejal hingga berirama keceriaan.

Tapi, “dimana kamu?” sekali lagi hati ku mencari mu, Octha. Tidak, bukan, aku sama sekali tidak mengaharapkan ucapan. Aku bukan menginginkan sebuah hadiah. Aku hanya ingin kamu ada disamping ku. Tepat saat usia ku sampai di perbatasan menjadi seorang yang bukan anak kecil lagi. Apa aku sedih? Mungkin, sedikit. Kenapa sedikit? Karena aku tau beberapa hari terakhir ini begitu banyak kesibukan yang membuat kita jarang bertemu. Bahkan sekedar untuk melihatmu melintas.
Sedikit banyaknya, aku mengerti. Banyak hal yang harus kamu kerjakan. Aku tidak sedikit pun ingin memaksamu tau ini adalah hari yang mungkin special untukku. Bagaimana pun, aku tetap tenang. Karena, aku percaya kamu. :)
Selang waktu berganti, senja pun sudah hampir pulang ke peraduan. Mungkin sekitar jam tujuh kurang, aku mendapat pesan dari mu.

“Zah! Keluar rumah! Sekarang! Temukan aku!”
Andai kamu tau, jantung ku bukan main melompat-lompat kaget. Ada apa ini? Aku bingung sendiri. Segera ku membuka pintu dan berdiri di depan pagar rumah. Kepala ku celingukkan mencari mu. Apa kamu datang ke sini? Tapi, dimana kamu? Aku bertanya-tanya dalam hati. Memperhatikan beberapa saat, tak ada siapa pun ku temukan di luar sana. Aku mengambil ponsel dan menghubungimu, Octha.
“temukan aku Zah. Temukan sesuatu” dengan singkatnya kamu berkata dan memutuskan telpon ku.
Sekali lagi aku celingukkan mencari sesuatu hingga akhirnya benar saja, di bawah naungan daun-daun pohon mangga ku lihat ada bungkusan plastic hitam. Besar sekali. Ku perhatikan isinya, ada kado. Entah, bagaimana kamu menaruh dengan aman di depan rumah ku. Dengan masih takjub dan bingung ku angkat plastic itu ke dalam rumah. 

>>Next to Part 2...

Senin, 13 Februari 2012

Death...

"ahh . ."

Mataku tampak jelas merah dan bengkak di pantulan danau tenang. Ini malam ke sekian air mata ku tak henti menengok wajah malam yang menyedihkan. Batin ku meronta masih tak percaya menghadapi jasad yang terkapar mati itu. Dada ku pun hingga kini masih disesaki isakan-isakan tak tertahan. Bahkan saat gemintang menari dan rembulan bersenandung, aku tak dapat lihat dan dengar mereka memanggil ku.

"aghh .. "

Memandangnya berselimut kain putih, jiwa ku serasa mati disampingnya. Angan ku berputar-putar teringat genggam masa lalu yang indah tak terkata. Saat itu aku dan dia masih menari dan bersenandung bersama di tepian awan.

Rasanya baru kemarin senja kami kumandangkan lagu cinta. Dan rasanya baru tadi malam kami syairkan puisi rindu. Tapi yang ku tau itu hanya sebatas rasa. Karena kemarin pula, tepat saat aku diam habiskan waktu memandang bayang rembulan di danau, nyawa berpisah jauh dari jasad Merpati ku diujung langit sana. Tak ku sangka tenggelamnya bayang rembulan di bibir danau adalah sebuah pertanda. Yah, pertanda pupusnya Merpati Kasih pemilik sayap ku.

Sebelum ku tau itu, sang gagak hitam datang hampiri aku. Tampak bening air disudut matanya. Terpancar gambarkan pilu tak terungkapkan. Ku usap sayapnya dan ku rasakan getaran duka menceritakan apa yang terjadi. Detak Jantung ku terhenti seketika jelaskan sakit yang benar-benar mencengkram. Aku dan hati ku menjerit sejadi-jadinya. Tak terbendung airmata yang mengucur. Hingga akhirnya aku ambruk di atas kasar tanah hitam milik malam.

Lama aku tertidur luka, hingga bayang Merpati Kasih bangunkan aku. Dia hadir beri ku sayap baru. Namun sayang, bayangnya semakin lama semakin melenyap tertelan cahaya putih yang sungguh menyakitkan mata. Hingga tiba saat aku terpejam tak sanggup lawan terangnya cahaya itu, Merpati pergi dan tinggalkan satu hal yang ku dengar, ia berkata

"Tenanglah. . Aku adalah SAYAP yang akan Melekat di Punggung Khayalmu. . Aku Ada Bersama mu. . Karena aku MERPATI KASIH mu. ." 

###

Minggu, 12 Februari 2012

Syair: Takkan Ada Aku Lagi

Tak ada kata indah yang kan ku ucap .
Ini hanya sepintas salam perpisahan
Sebelum kau lelap dalam tidurmu

Tenanglah, aku tidak akan lama berdiri disisimu
Setelah ku Kembalikan sayapmu, 
Aku akan terbang ke suatu sudut
yYng takkan pernah kau temui lagi.

Tenanglah, takkan ada airmata lagi setelah ini
Mungkin akan terkuras habis malam ini
Saat ku senandungkan rintihan
Dengan paras yang sesungguh-sungguhnya

Ku harap malam ini kau menangis sakit memeluk sayap
Karena tak lama setelah itu, lelah akan merenggutmu .
Hingga Akhirnya kau tertidur dan bangun tanpa aku

Ini Bukan melodi. .
Ini adalah senandung dalam arti ku
Tidak lukiskan bahagia.
Tidak sedikit pun.

Ini bukan bagian dari sandiwara layaknya kemarin kita berduka
Ini nyata . Bukan karangan .
Akan ku temui kau nanti malam

Ku tumpahkan kepasrahan atas yang terjadi
Tak ada yang perlu kau tangisi setelah ini
Karena sekali ku tengok sudut,
Akan selamanya ku bernafas disana

Tenanglah ..
Takkan ada aku lagi .
Mentari esok akan pudarkan perlahan aku dari matamu
Seiring lelahnya kau menangis . .

Tenanglah. .
Nikmati saja lelap mu malam ini
Karena malam ini langit tanpa aku

Simpan sayapmu. .
Rawatlah dia
Hingga kau temukan malaikat yang berkelana mencari sayap 
Seperti yang kau punya dan sempat kau pinjamkan pada ku

Simpanlah . .
Sayapmu terlalu lembut untuk ku gunakan terbang
Biarlah aku melayang dengan hembusan nafas berdarah ini. .

Untukmu . .
Selamat Tidur .

###

Sabtu, 11 Februari 2012

Tetap Pada Satu Titik


Aku tak tau harus memulai dari mana
Setahu ku, setiap awal benih ku pasti kan dicuri
Hingga jadinya aku harus temukan benih baru
Disini akan ku mulai dengan satu titik


.

Tidak tampak jelas
Tampak kosong namun ada

ku lanjutkan dengan dua titik

..

Samar dan sulit dipercaya keberadaannya
Namun dia nyata


Ku akhiri dengan 3 titik


...

Hampir semua menyatakan dia ada


Jika sesungguhnya titik itu adalah aku
Maka, Aku akan memilih tetap satu titik
kenapa?

Satu titik akan tampak bebas

Jika aku kesepian
Aku hanya perlu menambah satu titik
Dan menambahnya lagi satu titik
Meski smuanya ada tiga titik,
Namun itu tetap karena satu titik

Jika aku ingin sendirian
Cukuplah ku beri banyak spasi agar tampak terpisah dari titik lain

###

Sabtu, 04 Februari 2012

Senandung Perpisahan

Houra . .

Baru kemarin senja qt duduk membagi canda
menatap lekat masuki relung kasih berdua
Saling mengisi mengenyampingkan sejenak duka
Bersua melepas hitam hingga kembali berwarna

Houra . .

Tiada kisah yang hanya bermakna tawa
Karena esok pasti kan terjatuh juga
Begitu pun sejumput cerita riang kita
Takkan selalu berhias gembira

Houra . .

Bukan waktu yg menjahati
Namun waktu tengah mengajari
Seberapa kuat ikatan hati
Saat esok kau kan pergi

Houra . .

Sedetik bersama mu kemarin
kini Hanya kan berbekas kenangan
Berikan pada ku kepercayaan
Tuk menata rapi kisah dlm album kerinduan

Houra . .

Jujur ku berat melepas mu
Takut masih menyerubungi semangat ku
Aku masih berdiri disini hnya krn senyuman mu
Yang disetiap sudutnya terselip nasihat dan pesanmu . .

Houra . .

Senandungmu takkan Lekang Oleh Waktu . . .
Meski Kau di barat. .
Dan aku di timur . .
Berjanjilah. .

Qt menunggu bersama perjumpaan di utara . .

Houra . .



^^. . I Miss You. . ^^


Syair: 'Dia' yang Ku Seru 'Dia'

Dalam Senyap sejuta hampa
'Dia' duduk manis menatap 'dia'   dibalik bening pelita
Tampak suram tertata menjadi yang nyata
Tak ada yang indah meski ku lukis indah
Tak ada yang anggun meski ku rangkai anggun

Hanya saja..
Tertatakan satu dari seribu tujuh gulita
Dimana cinta tak lagi cinta
Separuh jiwa bahkan terluka
Sekepingnya bak sayap dibelai luka

Bukan Apa. .
Bukan Pula Siapa. .
Semua tertulis Mengapa
Dan Terkisahkan Karena. .
Inilah sekonyol-konyol 'dia' yang ku seru 'dia'

Kepiluan yang menjerat habis
Menyelusup hingga Pesisir hati
Bahkan Salah Merindu Disela melodinya..

Terkisah satu yang menitip perih
Meski bukan kesungguhan hampa
'Dia'   mati merengkuh Kasih
Namun bangkit di jemput senja. . 

###