Follow Aku yuk . . =3

Baca juga yg ini. .

Senandung di Titian Angin
Jika menulis akan membuatmu lebih baik, maka tulislah. Tulis dengan segala yang layak tertulis, dengan segala yang ingin kau tulis. Untuk dirimu sendiri..

Mengenai Saya

Foto saya
Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...

Senin, 13 Februari 2012

Death...

"ahh . ."

Mataku tampak jelas merah dan bengkak di pantulan danau tenang. Ini malam ke sekian air mata ku tak henti menengok wajah malam yang menyedihkan. Batin ku meronta masih tak percaya menghadapi jasad yang terkapar mati itu. Dada ku pun hingga kini masih disesaki isakan-isakan tak tertahan. Bahkan saat gemintang menari dan rembulan bersenandung, aku tak dapat lihat dan dengar mereka memanggil ku.

"aghh .. "

Memandangnya berselimut kain putih, jiwa ku serasa mati disampingnya. Angan ku berputar-putar teringat genggam masa lalu yang indah tak terkata. Saat itu aku dan dia masih menari dan bersenandung bersama di tepian awan.

Rasanya baru kemarin senja kami kumandangkan lagu cinta. Dan rasanya baru tadi malam kami syairkan puisi rindu. Tapi yang ku tau itu hanya sebatas rasa. Karena kemarin pula, tepat saat aku diam habiskan waktu memandang bayang rembulan di danau, nyawa berpisah jauh dari jasad Merpati ku diujung langit sana. Tak ku sangka tenggelamnya bayang rembulan di bibir danau adalah sebuah pertanda. Yah, pertanda pupusnya Merpati Kasih pemilik sayap ku.

Sebelum ku tau itu, sang gagak hitam datang hampiri aku. Tampak bening air disudut matanya. Terpancar gambarkan pilu tak terungkapkan. Ku usap sayapnya dan ku rasakan getaran duka menceritakan apa yang terjadi. Detak Jantung ku terhenti seketika jelaskan sakit yang benar-benar mencengkram. Aku dan hati ku menjerit sejadi-jadinya. Tak terbendung airmata yang mengucur. Hingga akhirnya aku ambruk di atas kasar tanah hitam milik malam.

Lama aku tertidur luka, hingga bayang Merpati Kasih bangunkan aku. Dia hadir beri ku sayap baru. Namun sayang, bayangnya semakin lama semakin melenyap tertelan cahaya putih yang sungguh menyakitkan mata. Hingga tiba saat aku terpejam tak sanggup lawan terangnya cahaya itu, Merpati pergi dan tinggalkan satu hal yang ku dengar, ia berkata

"Tenanglah. . Aku adalah SAYAP yang akan Melekat di Punggung Khayalmu. . Aku Ada Bersama mu. . Karena aku MERPATI KASIH mu. ." 

###

Tidak ada komentar: