Yah, benar, semua kembali lagi. Manusia tiada yang sempurna.
Harapan-harapan tentang sosok yang menerima keadaan. Sosok yang menghargai. Sosok yang bisa mengerti. Semua itu hanya fiktif. Adanya hanya di diksi dalam karangan sebuah novel. Adanya hanya di tokoh jelmaan di setiap skenario drama-drama yang penuh dusta. Pada realitanya, orang seperti itu tidak ada.
Ya, tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu menerima keadaan kekasihnya. Tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu menghargai apa yang diinginkan pujaan hatinya. Dan tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu mengerti apa yang dirasakan orang yang dicintainya, kondisi apa yang sedang dihadapi orang terkasihnya, bahkan masalah-masalah pelik apa yang nyaris membunuh belahan jiwanya. Orang-orang seperti itu tidak ada disini. Tidak ada dalam dunia kejam yang bertebaran ego-ego pembuta hati juga cinta.
Orang-orang seperti itu tidak ada. Ya, orang yang bisa mengerti itu hanya hasil dari imajinasi para pengkhayal. Yang membuat orang-orang awam akan bertekuk lutut mempercayainya. Dan membiarkan waktu mereka terbuang untuk menunggu, menunggu dan terus menunggu bertemu dengan orang sesempurna itu. Dan entahlah, apa aku termasuk diantara mereka, ataukah berada dihaluan para pengkhayal yang menebar dusta pada mereka yang masih terlalu awam..
Entah..
###
Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Follow Aku yuk . . =3
Baca juga yg ini. .
-
". .Dan Angan Ku Tak Hen ti. .” “. . Bersajak Tentang Bayangmu. ." Biar aku disini mengisi sepi yang berpendar-pendar le...
-
Tuhan.. Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah.. Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi semp...
-
Tuhan. . Bila hari ini adalah hari ku, Izinkan aku memberinya sedikit kenang-kenang Sekedar sebelum aku tak lagi disampingnya ...
Mengenai Saya
- Senandung di Titian Angin
- Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...
Kamis, 30 Januari 2014
Rabu, 29 Januari 2014
Petaka Rindu
Ini petaka
Sebagaimana aku mulai merinduimu di hening sanubari
Meliput risau tanpa kau disini
Bagaimana?
Bagaimana ini yang tak mau pergi
Sesengguk di tiap-tiap ku bangun pagi
Kemelut di tiap-tiap ku duduk sendiri
Mendung, pun hujan membuat ku lantas nyaris mati
Ini petaka
Kau bahkan tak lantas menghilang
Rupanya rasa ini bukan sekedar arak-arak rasa si kanak-kanak
Ini petaka rindu lara yang tak pantas ku miliki
Kau tak pantas ku sandingi
Kau tak pantas ku ajak menari
Kau tak pantas
Kau tak pantas
Kau tak pantas
Mari, pergilah bersama angin sore nanti
Tinggalkan aku yang lebih pantas berdiri sendiri..
###
*(untukmu, Jagoanku..)
Sebagaimana aku mulai merinduimu di hening sanubari
Meliput risau tanpa kau disini
Bagaimana?
Bagaimana ini yang tak mau pergi
Sesengguk di tiap-tiap ku bangun pagi
Kemelut di tiap-tiap ku duduk sendiri
Mendung, pun hujan membuat ku lantas nyaris mati
Ini petaka
Kau bahkan tak lantas menghilang
Rupanya rasa ini bukan sekedar arak-arak rasa si kanak-kanak
Ini petaka rindu lara yang tak pantas ku miliki
Kau tak pantas ku sandingi
Kau tak pantas ku ajak menari
Kau tak pantas
Kau tak pantas
Kau tak pantas
Mari, pergilah bersama angin sore nanti
Tinggalkan aku yang lebih pantas berdiri sendiri..
###
*(untukmu, Jagoanku..)
Jumat, 03 Januari 2014
Jalan Cinta
Kidung cinta yang nanti
menuntunmu
Meski cinta memindaimu dari danau ke gurun
Mengajakmu dalam semai
nyanyiannya
Patuhlah sebagaimana
kamu patuh
Tunduklah sebagaimana
kamu tunduk
Karena tak daya kau
mengatur cinta
Sebelum dia mengatur hatimu di jalannya
Seperti luas ingin
memelukmu
Menenggelamkan sekeping
hati milikmu
Berbaringlah disana
Sembari menari menutup
mata dunia
Dan biarkan cinta
mengatur jalannya
Meski cinta memindaimu dari danau ke gurun
Dan mencampakmu dari
satu bintang yang terus berlanjut
Dan menenggelamkanmu di
kerumun seribu salju
Dan menuduhmu
menyetubuh sang malam
Biarkan..
Karena cinta mengatur
jalannya
Cinta memberimu
selembar kusam ujian
Tentang prakara sabar
atau kehancuran
Tentang pranata tegar
atau kematian
Adalah barisan-barisan
usang yang sederhana
Di dalamnya diterakan
dua untaian tanya
Namun itulah jalan
cinta
Yang lemah akan merebah
Yang kuat akan merapat
Semestinya cinta tak
memiliki
Tak jua dimiliki
Merebut kesucian dari
sisi cinta
Mereka yang buta
mereguk racun di cawan emas
Mereka yang bejat
mencumbu bangkai berwujud mawar
Kejamnya aduhai dunia..
Mereka berdecak sok
mengatur cinta
Memperjual belikan hati
dengan harta
Sedang tak sadar
bodohnya mereka
Padahal cinta telah
hadir sebelum mereka ada
Walau sudahnya hitam,
kelam, gelap dunia
Telah menghunus dusta
ditepian hati manusia
Tapi sungguh cinta itu
masih dengan jalannya
Memisah dan satukan
tulang rusuk antara mereka
Begitulah cinta..
Karena cinta mengatur
jalannya
###
Langganan:
Postingan (Atom)