Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Follow Aku yuk . . =3
Baca juga yg ini. .
-
". .Dan Angan Ku Tak Hen ti. .” “. . Bersajak Tentang Bayangmu. ." Biar aku disini mengisi sepi yang berpendar-pendar le...
-
Tuhan.. Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah.. Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi semp...
-
Tuhan. . Bila hari ini adalah hari ku, Izinkan aku memberinya sedikit kenang-kenang Sekedar sebelum aku tak lagi disampingnya ...
Mengenai Saya
- Senandung di Titian Angin
- Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...
Selasa, 31 Desember 2013
Bersekat Hujan (Scene Pendek)
"mana? Yang pakai jaket biru itu?"
"iya, iya. manis ya?"
"hmm, iya" bisik Bram singkat. Aku menunduk tersipu tanpa tahu bertepatan dengan itu gadis manis disana menoleh dan sesaat beradu pandang pada Bram. Satu detik, dua senyum tertaut bersekat hujan. Dan ketika aku mengangkat wajah, episode dua senyum itu berakhir dan kembali pada kuluman diam masing-masing bibir. Aku melewatkan sesuatu ya? Ku tanya pada hujan. Hanya desau parau yang menyahut. Gelegar petir seakan menegur tanya ku yang mungkin membuat hujan takut. Seakan alam mengatakan,"bukan urusanmu, Bagas"
*Nidji-Jangan Lupakan
Sabtu, 28 Desember 2013
Tentang Kita, Ayah..
Jumat, 27 Desember 2013
Aku..
Aku membopong batukah?
Aku memapah cadaskah?
Runcing-runcingnya menusuk ku
Berat kukuhnya merobohkan ku
Punggung hidup ini nyaris mati rasa
Napas hati ini mulai tak berirama
Harus apakah aku?
Hanya desau kerontang angin yang menyusup penuh iba
Sedang aku, tak dijamah sesosok pun manusia
###
Senin, 23 Desember 2013
ViMake: Tuhan, Bila Hari ini adalah Hariku..
Pudar..
###
Sabtu, 12 Oktober 2013
Disini Lagi -,-'
Mereka juga gak punya waktu buat mendengarkan. Gimana gak suntuk akunya?
Ah, akhir-akhir ini adaa aja yang bikin emosi naik turun. Bikin dahi mengerut. Bikin mood ku benar-benar rusak!
Mereka itu... Argh! Pokoknya mereka itu aneh yang gak bikin asik. Tapi aneh yang bikin emosi. Gak bisa sedikiit aja menghargai orang lain. Bisanya cuma ngejudge orang sesuka hati. Dan maunya merekaa aja yang didengerin -,-"
Selasa, 08 Oktober 2013
Disini..
Disini..
Ini kali pertama aku menulis disini. Dan ini kali pertama juga aku menulis tentang disini.
Aku rasa disini bukan tempat yang begitu manis. Seperti tempat yang aku bayangkan. Tempat yang aku pikirkan. Tempat yang aku harapkan. Ah, aku rasa ini bukan tentang tempat. Tapi tentang suasana? Mungkin juga tidak.
Mungkin hanya tentang disini. Tentang bagaimana awalnya semua berjalan manis. Manis sekali. Bahkan sangat manis. Tapi seiring semuanya berjalan. Dan termasuk aku yang melangkah menuju akhir dari perawalan, sedikit demi sedikit, rasa manis itu terasa asing. Juga terasa pahit. Satu-satu topeng mulai terbuka. Mulai menelanjang diri masing-masing. Menjadi wajah yang tidak lagi dibatas "fake".
Aku mulai kembali nyaman dengan diam ku. Dengan ketenangan ku. Dengan dunia ku. Dengan rasa sakit ku. Semua terasa asing. Mereka berkicau dalam tarian penuh keras kepala. Meloncat indah bersama ego-ego yang berpucuk subur dikepala mereka. Aku semakin asing dan hilang.
Semua berbeda. Aku tak lagi punya telinga yang sedikit sabar menampung tentang mimpi-mimpi ku. Disini tidak ada yang seperti itu. Malah mereka memberi ku bibir yang murah kata. Mencekal mimpi-mimpi ku. Menjatuhkan imaji ku. Semua semakin berbeda. Mereka tak punya waktu menghargai. Mereka hidup dalam napas yang mahal mungkin. Hingga untuk mendengarkan pun, seperti petaka ditelinga.
Aku semakin asing dan hilang. Aku mulai merasa sesak dan lelah. Disini terlalu sakit.. Terlalu menakutkan. Aku ingin melangkah keluar dari disini. Tapi...
Entahlah..
Senin, 12 Agustus 2013
Selamat Ulang Tahun...
Hai, kamu pasti senangkan?
Punya banyak teman-teman baik disekitarmu. Teman-teman yang menyayangimu, menyenangimu dan tentunya ada mewarnai hari-harimu. Apa aku juga punya? Ya. Aku juga punya teman-teman yang seperti itu.Tapi, aku tak punya mereka lebih banyak dari yang kau miliki. Mungkin dunia ku yang terlalu jauh untuk mereka raih membuat pertemanan kami terasa berat untuk terus dilanjutkan. Berbeda denganmu, kawan.
Aku ingat, dulu kau adalah kawan berkelakuan manis, lucu juga menyenangkan. Selalu membuat orang nyaman dengan hadirmu. Membuat orang lain tertawa dengan kekonyolanmu. Aku yakin, kepandaian mu memikat hati orang lain masih kau miliki hingga sekarang. Tentunya, itu yang membuatmu dikitari banyak kupu-kupu.
Bebeda dengan ku, tentu saja. Aku yang lebih nyaman dengan diri ku dan kadang sedikit serakah ingin menikmati keramaian dalam lingkup teman-teman. Aku memang bersenang-senang.Tapi kesenangan itu takkan bertahan lebih lama saat jarak dan waktu sudah menarik ku.
Kawan, kau memang selalu hebat. Dan mungkin lebih hebat dari apa yang ku tahu. Kebahagiaan yang kau miliki itu, jagalah dengan apik. Nikmatilah selagi kau masih berada diantaranya. Teruslah terbang. Teruslah melayang. Aku menulis ini bukan karena aku berdiri dengan keiri dengkian. Namun, aku tertatih karena sepucuk kerinduan. Kerasnya lidah ku membuat semuanya terasa sulit diungkapkan. Aku hanya berharap, kau masih bisa menyebut nama ku jika saja kita bertemu suatu saat nanti..
Selamat Ulang Tahun..
Untukmu, sahabat yang mulai asing dimataku..
Terus mendo'akanmu, adalah hal yang cukup berat. Tapi, aku tetap harus mencobanya..
Salam,
Kawanmu..
(Sabtu, 10 Agustus 2013)
###
Jumat, 02 Agustus 2013
Siapa yang Lebih Jahat?
Aku?
Yang menarik diri melawan segala rasa dan rindu terlarang dengan diam yang ku bisa.
Ataukah kamu?
Yang terus berkeliaran diseberang bahkan diujung mataku. Menebar tawa girang dan terus-terusan menyapa ku dengan bebasnya. Melupakan beberapa hal yang akhirnya membuatku menjadi sebejat ini.
Bagaimana mungkin aku menjadi seperti ini?
Suatu saat kau akan menanyakannya. Tentang kekejaman ku. Tentang nyenyaknya aku bersembunyi dibalik diam. Harusnya kau sejenak berhenti memikirkannya dan cobalah sedikit merasakannya. Merasakan dimana sebenarnya aku berdiri. Bersama siapa aku disini. Dengan apa aku menguatkan hati.
Berhentilah berpikir. Luangkan sejenak. Hanya agar kau tahu. Hanya agar kau mengerti. Hanya agar kau menyadari, kau tak lagi sendiri. kau berkeliaran dimuara ku tidak seorang diri. Tengoklah jemarimu, ada jemari lain yang sedang menggenggam dan yang kau genggam. Kau tidak lupa itu kan? Semoga kau ingat.
Lalu, bagaimana dengan diamku?
Sepertinya, kau belum juga mengerti. Kau menari didepanku, menyapa namaku, memanggil-manggil kenanganku tanpa menyadari akan jadi apa aku jika menyambut ulur kesenanganmu. Akan jadi apa aku jika suatu saat berani mengharap kenangan kemaren akan pulang dan berbunga lagi.
Kau mengertikan?
Betapa beratnya aku untuk menjadi sejahat ini. Mengabaikan. Mengacuhkan. Meninggalkan. Menjauhkan.
Jika saja aku tidak sejahat ini, aku hanya akan menjadi seorang lemah yang tak bisa menahan semuanya. Menahan apa? Menahan rasa juga rindu yang kini sudah menjadi terlarang untuk ku punya. Bahkan terlarang untuk ku kenang.
Sekarang kau mengerti?
Berhentilah membuatku menjadi lebih jahat.
Apa kau mau aku mengatakan "hai" kepadamu dengan senyum terlebar yang ku punya sedang mataku tak lepas dari genggaman tanganmu yang penuh oleh jemari lain? Bukankah itu, menyakitkan? Karena itu, aku selalu sibuk. Sibuk menggali daging mati untuk mengubur rasa yang harusnya sudah mati. Sibuk merantai bibir juga jantung ku untuk menahan rindu yang mendidih hingga meletup yang tak jarang nyaris menghancurkan sekujur pertahananku.
Sekarang, kau mengertikan?
Bagaimana mungkin aku bisa menjadi baik didepanmu.Sedang aku akan lemah. Aku harus menjadi kuat. Berdiri dan berkelana lagi. Menunggu pelabuhan lain yang akan menerima ku kembali. Dengan segala asap pekat yang membubuh dikepalaku.
Maafkan aku..
Lepaskan aku..
Jangan membuatku menjadi lebih jahat dari detik ini.
Sayonara~
Minggu, 13 Januari 2013
Ironis Senin, 14 Januari 2013
Ironisnya kawan...
Aku lupa rasanya punya teman
Aku lupa,
Benar-benar lupa. . .
Dunia luas
Dunia besar
Dunia penuh
Tapi,
Aku tertatih tetap sendiri..
Sendiri..
Sendirian
###
Aku Benci Mereka !
Tuhan !
Aq marah !
Murka pada mereka..
Tapi, mengapa Engkau tidak ?
Tuhan...
Kau meminta ku berdiri kukuh
Mengalah atas deru sok bertuan tingkah mereka
Kau meminta diam ku untuk mereka
Aku lelah...
Aku menyerah..
Mulai tak bergairah
Pada asas semu yg mengaku kawan
Nyatanya senang pada aku yang berkekurangan
Dimana hati mereka ?
Mereka mengaku hebat,
Tapi dimata ku hanya bejat!!
Mereka mengaku kuat,
Namun dimataku sebatas laknat!
Mereka penuh omong kosong
Mereka tak berhati!!
Hidup pun baiknya mati !
Bukan..
Aku tau mereka bukan kawan
Tapi lawan yang berparas sok jagoan
Aku merasa tak berarti
Berdiri diantara mereka yang tak pandai menghargai
Inginnya waktu lekas mengakhiri
Dan setapak kaki pun pergi tanpa ingin ku menengok kembali
Meski sebatas melirik atau pun mengenang mereka, yang ku anggap mati tak tau diri. .
*untuk mereka semua, yang terpaksa harus selalu ku temui. Dibalik kedok ke formalan, aq anggap kalian mati! Dan aku, takkan menitikkan sepeser pun imajinasi hebat untuk membuat kalian "terlihat" namun melupakan pencetusnya.. .
Selasa, 01 Januari 2013
Gagal, Rabu 2 Januari 2013
Tuhan,
Aku melihat diri ku,
Gagal di antara mereka
Apa artinya ini, Tuhan..
###