Follow Aku yuk . . =3

Baca juga yg ini. .

Senandung di Titian Angin
Jika menulis akan membuatmu lebih baik, maka tulislah. Tulis dengan segala yang layak tertulis, dengan segala yang ingin kau tulis. Untuk dirimu sendiri..

Mengenai Saya

Foto saya
Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...

Rabu, 19 November 2014

Dia Datang Sendiri

Kamu adalah dia yang aku sebut dalam bait perkata diamku. Saat rindu maupun pilu, dengan setangkai mawar dipermula hari hingga dipenghujung senja. Kau menyapa, meski membawa lara,entah karena kau buat jatuh hati, ataukah aku yang jatuh cinta..

Dia datang lagi
Sang pengisi sepi disisi hati
Aku tidak meminta
Aku pun tak membuka
Dia datang sendiri
Hatiku melebur tak tertepi
Langit juga tau
Hatiku lama jadi beku
Warnanya pilu mengabu-abu
Tapi dia datang sendiri

Bagaimana Aku?
Jatuh ini tak pernah ku ingin
Tapi ia datang sendiri
Rasa ini tak sudi aku kenang
Tapi ia datang sendiri

Berlari mencacah hujan, sudah
Tapi cemerlangnya ia masih tak hilang
Mencaci maki pada malam, sudah
Tapi warna-warni rindu malah merekah

Aku bisa apa?
Ku tanya pada Tuhan
Seakan jawabnya membuatku harus bertahan
TAPI,
Langkahnya mulai terasa lambat
Saat aku hampir sempurna terpikat..

Jadi..?

Mr.K


Cinta Tak Mungkin Berhenti..

Secepat dedaun gugurkah aku membuka hati?
Selintas sapu anginkah aku merindu lagi?

Tidak.

Aku pondasi gunung sekuat karang
Tak elak meski badai menerpa ganas menerjang
Keping hati ini tak mudah diketuk
Lara perih karena yang lalu masih belum sembuh
Tidaklah sanggupku mengawal dongeng yang baru
Mengacuhkan tangis lusuh hari-hari itu

Kepingan ini semula batu nan beku
Tak punya ruang lembut tuk direnyuh cinta
Tak pantas disinggah waktu tuk bait-bait puisi buta aksara
Kenapa?
Karena sisa perih luka lalu belum juga sembuh
Dan kiranya takkan pernah disentuh sembuh

Tapi kau tak pernah mendengarkan..

Lenganmu acuh menghempasku dalam pelipur hangat
Lekat tatapmu mengusik separuh penat otak yang tak jarang meraung
Daya ku leleh disyair nyanyian janjimu
Aku kalap dibuatmu

Sebongkah pertahanan meluruh perlahan
Aku tergoda mabuk atas hati tak bertuan
Asa ku mengibas-ngibas suruh ia pergi
Bergeming pun ia tidak ku temui

Mati aku..
Ada rasa yang bibitnya telah mengakar kalbu
Ada cinta yang merekah meski melayap dihati yang berabu..
Mati aku..
Pinta ku ia berlalu, namun rasa itu tak punya malu
Pinta ku ia berhenti, namun cinta itu kian mengasihi

Mati aku..
Ia benar tak mungkin berhenti.

Sabtu, 15 November 2014

Tuhan, Bagaimana Jika Aku Jatuh padanya?

Tuhan..
Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah..
Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi sempurna untuknya.
Bawa aku kembali dibawah lengan-Mu. Di dekap terhangat tempat satu-satunya aku pulang, mengadu peluh dan basah tangis bahkan darah.
Kau yang tahu kabar rapuh sekeping hatiku. Bekas luka cabik hari lalu bahkan belum pulih. Berdiri dikaki yang getir. Menyeka rindu yang berbondong melesat saat derai hujan. Mengelus memar yang belum pudar.
Bagaimana aku? Sedang dia hadir dengan kelembutan yang menenangkan. 
Tuhan, bagaimana jika aku sempurna jatuh padanya? Sedang aku tak tahu seberapa sudi ia melangkah disampingku, menggandengku, tanpa pernah melambaikan perpisahan yang mungkin akan membunuh keping hatiku, seutuhnya..
Bagaimana aku, Tuhan?

Mr.K

Rabu, 10 September 2014

Kau, Selayak Abu-abu..



Jangan menggenggamku, selayak engkau akan selamanya
Berhenti menatapku, seakan engkau akan tetap disini
Menjerit saja, tertawa saja, kau marah bahkan aku rela
Sudahlah, cukup atas rona tata bicaramu
Santun rekah merah senyumanmu itu..
Aku terganggu.

Dapatkah lekas-lekas engkau pulang?
Aku tak ingin payah rasaku kian tak terarah
Bisakah cepat-cepat kau berkemas pergi?
Aku perih dengan letup-letup hati yang miris berdarah
Jangan menyentuhku seolah kau hanya akan ada tanpa pergi
Jangan menggandengku seperti  kau akan terus melakukan ini

Haruskah ku tekuk lutut untukmu?
Perlukah ku rengek paksa egomu?

Sudahlah..
Untuk apa masih merangkulku?
Padahal engkau hanya akan berlalu,
Kemudian pudar selayak abu-abu..

###

Miserable..

Dunia Harus Tahu, Kau adalah Sahabatku..

Jumat, 16 Mei 2014

Seperti Keledai Bodoh


Kau benar.
Akulah si keledai bodoh
Merangkak bangkit, lalu jatuh lagi
Melangkah pergi, lalu kembali lagi
Bodohku tak cukup kuat menahan rindu

Seperti keledai bodoh
Setiap malam merintih rindu
Sepanjang malam mengais kenangan mencarimu
Dimana kau?
Bodoh ku menanyai pada hati yang membeku
Bulir namamu yang tertinggal didalamnya,
Aku tak kuat terus menyimpannya
Tapi, tak cukup pula untuk menghapusnya

Seperti keledai bodoh,
Aku terus dan terus saja merindukanmu
Merinduimu yang hanya sebatas abu masa lalu
Merinduimu..
Dan lagi merinduimu
Tanpa menyadari, bodohku yang bahkan dalam diam dan bisu..

Selasa, 22 April 2014

Langkahmu Jalan di Tempat

Kemari..
Menangislah dipelupukku
Redakan kelupas lukamu yang terkoyak
Obati ngilu cabikanmu yang bernanah
Istirahatlah sesaat..
Berhentilah sejenak..

Lupakan derai-derai ambisi kosongmu
Tinggalkan usaha-usaha konyol itu
Sejengkal pun kau tak lebih dekat
Langkahmu jalan di tempat
Sedang kakinya kian meregang jarak

Sadarlah,
Dia tidak melihatmu
Dan takkan melihatmu

Mahkota di seberang sana membutakannya
Perak yang kau kalungi tiada arti pesona

Sadarlah..
Dia tidak memujamu
Dan takkan memujamu

Hatinya mahal
Tak cukup bahkan jika kau jual separuh sisa nyawamu
Dia elok yang elegan
Takkan teraba hanya dengan setapak kereta biasa
Tatapnya menanti kereta kencana bersanding kuda

Sadarlah..
Gandengannya untuk lengan Ksatria
Bukan untuk pengawal yang lemah harta

Sadarlah..
Kau tak pantas
Langkahmu jalan di tempat

###

Rabu, 16 April 2014

Silahkan Pergi..

Hancurkan saja aku
Baikku tak pernah tampak putih dimatamu
Girangku tak cukup pantas menyunting pilumu
Aku bukan lagi sebilah yang kau perlukan
Akulah ampas yang berkawan sampah
Tidak untuk tahta si obat merah

Lenyapkan aku dari pelupukmu
Injak ataukah lindas rata hingga ubun-ubunku
Lupakan..

Aku bukan bibit berbunga perak
Bukan pula umbi bercabang emas
Sekali lagi dimatamu aku batu
Arang yang berakhir diujung abu
Lupakan..

Busukku dimatamu
Hinaku dipelupukmu
Lupakan..

Aku tetap aku tanpamu
Silahkan pergi..

###

Selasa, 15 April 2014

Rindu ini..

Dengarkan aku, Malam..

Sudikah?
Sejenak kiranya dendang piluku tentang.. dia
Masih dan lagi lagi masih tentang.. dia

Dengarkan aku, Malam
Sejenak untuk meregang rinduku yang lagi-lagi penat
Mulai suntuk dipesisir pantai senja
Mulai busuk diujung tombak penuh luka

Bantu aku, Malam

Riak-riak tangis ini mulai membeku 
Membatu kelu sepedih abu
Tepi-tepinya mengiris hati mencabik pertahanan
Melunglaikan aku yang terabaikan
http://1.bp.blogspot.com/-cBcaxNjEF_A/T4j5VTdTdnI/AAAAAAAAABA/lvm3NdcL-IA/s1600/Missing_you_by_Edli1.jpg
Lagi, rindu ini tak kunjung sembuh

Lagi, rindu ini tak jua luruh

Bagaimana aku, Malam?

Rindu ini kian meracun

Menjadi pembunuh tak berbangkai
Menjadi perampok keji yang melambai

Rasa ini mulai tak berhati
Rasa ini mulai menjahati 
Membuatku sekarat kehilangan
Membuatku sekarat merindukan..

Lagi, lagi dan lagi...

###

Sabtu, 01 Februari 2014

Saat Aku..

Saat aku merasa jahat, bukan orang yang menertawai yang ku perlukan. 
Saat aku mengaku jahat, bukan orang yang membenarkan yang ku inginkan.
Saat aku berkata jahat, bukan orang yang menyeru "Ya" yang ku butuhkan.

Melainkan, dia yang tersenyum.
Dia yang menepuk pundakku.
Dia yang membisikkan ku, "kau lebih baik dari yang kau pikirkan"

Menggenggam tangan ku. Menguatkan jiwa ku. Membuat ku mampu berkata, "aku berani".
Kemudian berlari bersama ku. Meninggalkan semua ketakutan-ketakutan hitam. Dan membuat ku melupakan wajah-wajah jahat yang terbalut persona putih senyuman palsu penghias siapa diriku..

###

Kamis, 30 Januari 2014

Sempurna itu Tidak Ada

Yah, benar, semua kembali lagi. Manusia tiada yang sempurna. 
Harapan-harapan tentang sosok yang menerima keadaan. Sosok yang menghargai. Sosok yang bisa mengerti. Semua itu hanya fiktif. Adanya hanya di diksi dalam karangan sebuah novel. Adanya hanya di tokoh jelmaan di setiap skenario drama-drama yang penuh dusta. Pada realitanya, orang seperti itu tidak ada. 

Ya, tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu menerima keadaan kekasihnya. Tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu menghargai apa yang diinginkan pujaan hatinya. Dan tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu mengerti apa yang dirasakan orang yang dicintainya, kondisi apa yang sedang dihadapi orang terkasihnya, bahkan masalah-masalah pelik apa yang nyaris membunuh belahan jiwanya. Orang-orang seperti itu tidak ada disini. Tidak ada dalam dunia kejam yang bertebaran ego-ego pembuta hati juga cinta.

Orang-orang seperti itu tidak ada. Ya, orang yang bisa mengerti itu hanya hasil dari imajinasi para pengkhayal. Yang membuat orang-orang awam akan bertekuk lutut mempercayainya. Dan membiarkan waktu mereka terbuang untuk menunggu, menunggu dan terus menunggu bertemu dengan orang sesempurna itu. Dan entahlah, apa aku termasuk diantara mereka, ataukah berada dihaluan para pengkhayal yang menebar dusta pada mereka yang masih terlalu awam..

Entah..

###

Rabu, 29 Januari 2014

Petaka Rindu

Ini petaka
Sebagaimana aku mulai merinduimu di hening sanubari
Meliput risau tanpa kau disini
Bagaimana?
Bagaimana ini yang tak mau pergi
Sesengguk di tiap-tiap ku bangun pagi
Kemelut di tiap-tiap ku duduk sendiri

Mendung, pun hujan membuat ku lantas nyaris mati
Ini petaka
Kau bahkan tak lantas menghilang
Rupanya rasa ini bukan sekedar arak-arak rasa si kanak-kanak
Ini petaka rindu lara yang tak pantas ku miliki
Kau tak pantas ku sandingi
Kau tak pantas ku ajak menari
Kau tak pantas
Kau tak pantas
Kau tak pantas

Mari, pergilah bersama angin sore nanti
Tinggalkan aku yang lebih pantas berdiri sendiri..

###
*(untukmu, Jagoanku..)

Jumat, 03 Januari 2014

Jalan Cinta

Kidung cinta yang nanti menuntunmu
Mengajakmu dalam semai nyanyiannya

Patuhlah sebagaimana kamu patuh

Tunduklah sebagaimana kamu tunduk

Karena tak daya kau mengatur cinta

Sebelum dia mengatur  hatimu di jalannya




Bila sayap-sayapnya mekar  terbentang

Seperti luas ingin memelukmu 
Menenggelamkan sekeping hati milikmu
Berbaringlah disana

Sembari menari menutup mata dunia

Dan biarkan cinta mengatur jalannya

Meski cinta memindaimu dari danau ke gurun

Dan mencampakmu dari satu bintang yang terus berlanjut

Dan menenggelamkanmu di kerumun seribu salju

Dan menuduhmu menyetubuh sang malam

Biarkan..

Karena cinta mengatur jalannya



Cinta memberimu selembar  kusam ujian

Tentang prakara sabar atau kehancuran

Tentang pranata tegar atau kematian

Adalah barisan-barisan usang yang sederhana

Di dalamnya diterakan dua untaian tanya

Namun itulah jalan cinta

Yang lemah akan merebah

Yang kuat akan merapat



Semestinya cinta tak memiliki

Tak jua dimiliki



Tapi lah sebagaimana kelam gempita dunia

Merebut kesucian dari sisi cinta

Mereka yang buta mereguk racun di cawan emas

Mereka yang bejat mencumbu bangkai berwujud mawar

Kejamnya aduhai dunia..



Mereka berdecak sok mengatur cinta

Memperjual belikan hati dengan harta

Sedang tak sadar bodohnya mereka

Padahal cinta telah hadir sebelum mereka ada



Walau sudahnya hitam, kelam, gelap dunia

Telah menghunus dusta ditepian hati manusia

Tapi sungguh cinta itu masih dengan jalannya

Memisah dan satukan tulang rusuk antara mereka



Begitulah cinta..

Karena cinta mengatur jalannya 
###