Dalam diam fiksi hidup. Dalam hidup diksi menjelma. Menjadi sebutir pasir. Ditimbun wajah berkarat persona. Mengunci rasa bermotif rahasia. Memendam tangis, canda juga tawa. Menyatukan segalanya, dikeheningan diam dunia. Demikianlah, alur narasi tanpa bicara, dengan sebenar-benar raut hati sang pujangga yang kalap dalam dunianya..
Follow Aku yuk . . =3
Baca juga yg ini. .
-
". .Dan Angan Ku Tak Hen ti. .” “. . Bersajak Tentang Bayangmu. ." Biar aku disini mengisi sepi yang berpendar-pendar le...
-
Tuhan.. Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah.. Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi semp...
-
Tuhan. . Bila hari ini adalah hari ku, Izinkan aku memberinya sedikit kenang-kenang Sekedar sebelum aku tak lagi disampingnya ...
Mengenai Saya
- Senandung di Titian Angin
- Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...
Rabu, 19 November 2014
Dia Datang Sendiri
Dia datang lagi
Sang pengisi sepi disisi hati
Aku tidak meminta
Aku pun tak membuka
Dia datang sendiri
Hatiku melebur tak tertepi
Langit juga tau
Hatiku lama jadi beku
Warnanya pilu mengabu-abu
Tapi dia datang sendiri
Bagaimana Aku?
Jatuh ini tak pernah ku ingin
Tapi ia datang sendiri
Rasa ini tak sudi aku kenang
Tapi ia datang sendiri
Berlari mencacah hujan, sudah
Tapi cemerlangnya ia masih tak hilang
Mencaci maki pada malam, sudah
Tapi warna-warni rindu malah merekah
Aku bisa apa?
Ku tanya pada Tuhan
Seakan jawabnya membuatku harus bertahan
TAPI,
Langkahnya mulai terasa lambat
Saat aku hampir sempurna terpikat..
Jadi..?
Mr.K
Cinta Tak Mungkin Berhenti..
Secepat dedaun gugurkah aku membuka hati?
Selintas sapu anginkah aku merindu lagi?
Tidak.
Aku pondasi gunung sekuat karang
Tak elak meski badai menerpa ganas menerjang
Keping hati ini tak mudah diketuk
Lara perih karena yang lalu masih belum sembuh
Tidaklah sanggupku mengawal dongeng yang baru
Mengacuhkan tangis lusuh hari-hari itu
Kepingan ini semula batu nan beku
Tak punya ruang lembut tuk direnyuh cinta
Tak pantas disinggah waktu tuk bait-bait puisi buta aksara
Kenapa?
Karena sisa perih luka lalu belum juga sembuh
Dan kiranya takkan pernah disentuh sembuh
Tapi kau tak pernah mendengarkan..
Lenganmu acuh menghempasku dalam pelipur hangat
Lekat tatapmu mengusik separuh penat otak yang tak jarang meraung
Daya ku leleh disyair nyanyian janjimu
Aku kalap dibuatmu
Sebongkah pertahanan meluruh perlahan
Aku tergoda mabuk atas hati tak bertuan
Asa ku mengibas-ngibas suruh ia pergi
Bergeming pun ia tidak ku temui
Mati aku..
Ada rasa yang bibitnya telah mengakar kalbu
Ada cinta yang merekah meski melayap dihati yang berabu..
Mati aku..
Pinta ku ia berlalu, namun rasa itu tak punya malu
Pinta ku ia berhenti, namun cinta itu kian mengasihi
Mati aku..
Ia benar tak mungkin berhenti.
Sabtu, 15 November 2014
Tuhan, Bagaimana Jika Aku Jatuh padanya?
Jika saja aku masih tak cukup kuat untuk hati yang baru, pisahkanlah..
Pisahkan aku darinya, sebelum leburan hati ini menjadi sempurna untuknya.
Bawa aku kembali dibawah lengan-Mu. Di dekap terhangat tempat satu-satunya aku pulang, mengadu peluh dan basah tangis bahkan darah.
Kau yang tahu kabar rapuh sekeping hatiku. Bekas luka cabik hari lalu bahkan belum pulih. Berdiri dikaki yang getir. Menyeka rindu yang berbondong melesat saat derai hujan. Mengelus memar yang belum pudar.
Bagaimana aku? Sedang dia hadir dengan kelembutan yang menenangkan.
Tuhan, bagaimana jika aku sempurna jatuh padanya? Sedang aku tak tahu seberapa sudi ia melangkah disampingku, menggandengku, tanpa pernah melambaikan perpisahan yang mungkin akan membunuh keping hatiku, seutuhnya..
Bagaimana aku, Tuhan?
Mr.K
Rabu, 10 September 2014
Kau, Selayak Abu-abu..
Jumat, 16 Mei 2014
Seperti Keledai Bodoh
Kau benar.
Selasa, 22 April 2014
Langkahmu Jalan di Tempat
Menangislah dipelupukku
Redakan kelupas lukamu yang terkoyak
Obati ngilu cabikanmu yang bernanah
Istirahatlah sesaat..
Berhentilah sejenak..
Lupakan derai-derai ambisi kosongmu
Tinggalkan usaha-usaha konyol itu
Sejengkal pun kau tak lebih dekat
Langkahmu jalan di tempat
Sedang kakinya kian meregang jarak
Sadarlah,
Dia tidak melihatmu
Dan takkan melihatmu
Mahkota di seberang sana membutakannya
Perak yang kau kalungi tiada arti pesona
Sadarlah..
Dia tidak memujamu
Dan takkan memujamu
Hatinya mahal
Tak cukup bahkan jika kau jual separuh sisa nyawamu
Dia elok yang elegan
Takkan teraba hanya dengan setapak kereta biasa
Tatapnya menanti kereta kencana bersanding kuda
Sadarlah..
Gandengannya untuk lengan Ksatria
Bukan untuk pengawal yang lemah harta
Sadarlah..
Kau tak pantas
Langkahmu jalan di tempat
###
Rabu, 16 April 2014
Silahkan Pergi..
Selasa, 15 April 2014
Rindu ini..
Sudikah?
Sejenak kiranya dendang piluku tentang.. dia
Masih dan lagi lagi masih tentang.. dia
Dengarkan aku, Malam
Sejenak untuk meregang rinduku yang lagi-lagi penat
Mulai suntuk dipesisir pantai senja
Mulai busuk diujung tombak penuh luka
Bantu aku, Malam
Riak-riak tangis ini mulai membeku
Membatu kelu sepedih abu
Tepi-tepinya mengiris hati mencabik pertahanan
Melunglaikan aku yang terabaikan
Lagi, rindu ini tak kunjung sembuh
Lagi, rindu ini tak jua luruh
Bagaimana aku, Malam?
Rindu ini kian meracun
Menjadi pembunuh tak berbangkai
Menjadi perampok keji yang melambai
Rasa ini mulai tak berhati
Rasa ini mulai menjahati
Membuatku sekarat kehilangan
Membuatku sekarat merindukan..
Lagi, lagi dan lagi...
###
Sabtu, 01 Februari 2014
Saat Aku..
Saat aku mengaku jahat, bukan orang yang membenarkan yang ku inginkan.
Saat aku berkata jahat, bukan orang yang menyeru "Ya" yang ku butuhkan.
Melainkan, dia yang tersenyum.
Dia yang menepuk pundakku.
Dia yang membisikkan ku, "kau lebih baik dari yang kau pikirkan"
Menggenggam tangan ku. Menguatkan jiwa ku. Membuat ku mampu berkata, "aku berani".
Kemudian berlari bersama ku. Meninggalkan semua ketakutan-ketakutan hitam. Dan membuat ku melupakan wajah-wajah jahat yang terbalut persona putih senyuman palsu penghias siapa diriku..
###
Kamis, 30 Januari 2014
Sempurna itu Tidak Ada
Harapan-harapan tentang sosok yang menerima keadaan. Sosok yang menghargai. Sosok yang bisa mengerti. Semua itu hanya fiktif. Adanya hanya di diksi dalam karangan sebuah novel. Adanya hanya di tokoh jelmaan di setiap skenario drama-drama yang penuh dusta. Pada realitanya, orang seperti itu tidak ada.
Ya, tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu menerima keadaan kekasihnya. Tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu menghargai apa yang diinginkan pujaan hatinya. Dan tidak ada sosok manusia yang benar-benar mampu mengerti apa yang dirasakan orang yang dicintainya, kondisi apa yang sedang dihadapi orang terkasihnya, bahkan masalah-masalah pelik apa yang nyaris membunuh belahan jiwanya. Orang-orang seperti itu tidak ada disini. Tidak ada dalam dunia kejam yang bertebaran ego-ego pembuta hati juga cinta.
Orang-orang seperti itu tidak ada. Ya, orang yang bisa mengerti itu hanya hasil dari imajinasi para pengkhayal. Yang membuat orang-orang awam akan bertekuk lutut mempercayainya. Dan membiarkan waktu mereka terbuang untuk menunggu, menunggu dan terus menunggu bertemu dengan orang sesempurna itu. Dan entahlah, apa aku termasuk diantara mereka, ataukah berada dihaluan para pengkhayal yang menebar dusta pada mereka yang masih terlalu awam..
Entah..
###
Rabu, 29 Januari 2014
Petaka Rindu
Sebagaimana aku mulai merinduimu di hening sanubari
Meliput risau tanpa kau disini
Bagaimana?
Bagaimana ini yang tak mau pergi
Sesengguk di tiap-tiap ku bangun pagi
Kemelut di tiap-tiap ku duduk sendiri
Mendung, pun hujan membuat ku lantas nyaris mati
Ini petaka
Kau bahkan tak lantas menghilang
Rupanya rasa ini bukan sekedar arak-arak rasa si kanak-kanak
Ini petaka rindu lara yang tak pantas ku miliki
Kau tak pantas ku sandingi
Kau tak pantas ku ajak menari
Kau tak pantas
Kau tak pantas
Kau tak pantas
Mari, pergilah bersama angin sore nanti
Tinggalkan aku yang lebih pantas berdiri sendiri..
###
*(untukmu, Jagoanku..)
Jumat, 03 Januari 2014
Jalan Cinta
Meski cinta memindaimu dari danau ke gurun