Maafkan sekelumit hati ini yang menista
Merumit di puing-puing
dilema buta
Merindu di balik rembulan pujangga
Merana di
sesepuh masa yang mencinta
Di sini, di pelupuk teras hati
ku
Yang mendayu ramu kesepian
Yang mengejang kaku kesakitan
Merindu,
merana di kalut puisi cinta
Sayang senja usai berpulang
Samudera
tak ku izin bertandang
Jiwa ku mulai semakin usang
Menunggu,
menanti meski tak jua datang
Bila masih mungkin..
Sebutir
pasir pantai ini ku tendang
Jauh hingga melonta luar
Mungkinkah
kau terseret pula?
Melepas bayang membutakan dunia
Mengenyah
meski sekejap di altar hati ku
Bila
masih mungkin..
Aku menengadah langit yang bersimpang dua
Di
beri sedetik pasi untuk memilih
Maka maafkanlah…
Karena
kilas itu pula aku yang melangkah buta
Memilih cabang kosong alur
hidup ku
Berjalan tanpa mengintip kisah lalu
Maka,
maafkanlah..
Karena aku telah memilih
Melupakan diri
serta bayangan mu
###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar