Ku raut sepenggal lagu kaku
Penatar hati di raut kelu
Mendadar
tirus berbaju biru
Pengantar ranum pipi yang malu
Aku
mendayu dayung di altar rima
Berkelah haus di peladang basah
Menyesap
tiarap serumpun hama
Pelepah daging titipan resah
Sepenggal
lagu sebait puisi
Ku miliki di balik jeruji
Ku tekuni di
tebing berdiri
Ku kemasi di dedaun berciri
Gendang
ku dendang daur hidup
Yang meregang nadi sayup-sayup
Sayang
ku layang kabur rasa
Yang mendamba atas nama cinta
Aku
si pemulung lusuh di emper sutra
Menopeng mata di ganggang
permata
Merayu dayang berpoles busa
Menyuguh peluh bersarung
harta
Aku si miskin durjana
Tertawa atas hasrat
mantra
Menangis karena tiada jiwa
Aku si loak butuh
daya
Menanti rombong peti dan keranda
Menunggu hingga tiba
waktunya
Aku si pemulung
Aku si miskin
Aku si
loak
Begitu sepenggal lagu kaku
Atas raga yang
terpatri
Dengan jiwa yang telah mati
###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar