Follow Aku yuk . . =3

Baca juga yg ini. .

Senandung di Titian Angin
Jika menulis akan membuatmu lebih baik, maka tulislah. Tulis dengan segala yang layak tertulis, dengan segala yang ingin kau tulis. Untuk dirimu sendiri..

Mengenai Saya

Foto saya
Tentang kecintaan yang sudah habis ku reguk dalam manisnya sebuah angan-angan...

Rabu, 26 Oktober 2011

Puisi : Gadis Bertopeng Ku

Lenggang sudah kursi patri di perujung
Tempat kita mebagi dalam derap cakap
Asal kita terpaut dengan hikmat
Kini berhenti berakhir dan kembali tamat

Rasanya baru kemarin
Kita menjatuh sehelai ketapang kering
Ku pungut kau ikut memungut
Ku pandang kau ikut memandang

Sekejap seperti melodi biru yang mendayu
Mendendang rindukan bayangan
Menumbuh semaikan sebiji kecil harapan
Tentang keindahan , tentang kecintaan

Hari itu, aku mulai mencintaimu…

Menjadi sayap di balik punggungmu
Menjadi bayang di setiap alur langkah mu
Tak peduli ku terinjak
Tak peduli ku terumpat

Hari itu kau menerima ku…

Tak ada bisik-bisik durjana
Karena nyatanya kita telah berdua
Kau menjadi penggandeng hati ku
Sedang aku jadi penopang lara mu
Begitu bersama, hingga terangkai cukup lama

Hari itu kau mendiam bisu…

Semula bermulai, hingga semakin ku ragukan
Seakan gurat-gurat mu mulai bernampakkan
Terus menjauh dari bidadari yang ku dambakan
Ada apakah gerangan?

Musim hati terus berganti
Namun cinta ini masih tetap sejati
Jiwa ku terlanjur meminang mu diam-diam
Meski sebatas hakikat durja yang ku sulam
Sebagai pengingat,
Bagaimana aku mencintai mu kemarin
Karena kala itu, aku semakin meragu dalam bimbang…

Hari itu, aku mengernyit dahi…

Menghabiskan waktu hari ini terlalu gagu
Entah kenapa kau seperti tidak kau yang dulu
Bukan lagi si elok yang buat ku jatuh hati
Bukan lagi si manis yang sosoknya bak bidadari
Ada apakah gerangan?

Semakin berlalu sudah kebersamaan
Aku masih dengan pinangan ku dalam diam
Sedang kau mengapa semakin menghilang?
Kau mulai tak tampak seperti kemarin lagi
Yang hatinya ikut memungut ketapang kering

Aku limbung dalam bingung
Hendak bagaimana lagi aku?
Apakah cinta ini mulai meragu pada mu?
Apakah hati ini mulai melayu?
Tapi tampaknya aku masih merindukan dirimu

Hingga suatu hari …

Aku mengajak mu berkelana di tarian laut
Namun kau bilang letih dan ingin segera lelap
Aku menghargaimu, kasih…
Ku izinkan kau tidur dalam pulas
Tak peduli rindu ku yang makin kebas

Saat itu, aku percaya penuh pada mu
Cukuplah angin hampa yang menemani ku
Berjalan dan melangkah dengan irama sayu melagu

Namun tiba-tiba?

Kau!

Sekejap itu, cinta ku kelu dan membisu…

Aku menemui mu melangkah girang yang tak elok
Kau membawa serta remah-remah ranting beringin
Membaur lengking tawa mu dalam komplot boneka kayu
Bukan kah kau bilang ingin lelap?
Tapi nampaknya kau sedang kalap
Kita berpapas. .
Kita bertemu. .
Tapi kau mengacuhkan ku . .

Kau menipu ku kah?
Ini kedustaan yang jelas

Ah, dimana bidadari  ku kemarin?
Benarkah kejujuranmu bersintup di balik dusta?
Jika benar, semua mutlak kesalahan besar

Tapi…
Salah kah aku mencintaimu sejauh ini?
Namun tampaknya cinta ini telah terurai dalam kebencian
Seiring kau yang pergi dan menghilang
Melupakan, meninggalkan ku dengan kenyataan
 
Kau serigala bersapuh domba bagi ku
Yang berselimut mengumpat di balik topeng
Yang di dekat ku hanya mencari teduhan untuk ego mu

Ah…
Harusnya aku meminta satu hal terlebih dahulu
Sebelum aku mencintai mu
Sebelum aku memilih mu

Sebelum kamu mencintai ku
Sebelum kamu memilih ku…


BUKA DULU TOPENG MU, SAYANG!

###

Tidak ada komentar: