Duhai...
Yang mencurai satu-satu rindu
Menghembuskan serpihnya ditepi
Menebarkan lukanya atas perih
Menutur kan melodi yang mulai memipih
Duhai...
Yang meniti dalam irama sepi
Tak henti meringis atas sengatan mimpi
Bertahan dibalik punggung caci maki
Hanya demi mencari yang telah mati..
Duhai...
Yang tersedu mengenang pilu
Mengingat butanya dihalang kelu
Sesekali mengibas semak berkabut hitam
Mengikisi ilalang duka yang merenggut legam
Duhai...
Yang menatap duka bergelimpangan
Bak mencacah irama detak kehidupan
Menjadikan setiap tetes merahnya pemudar dahaga
Menggunakan gumpal yang berdetak sebagai pengganjal harinya
Duhai...
Duhai...
Duhai...
Kemarilah mendekat dengan dukamu
Mari kita artikan kabut itu bersama
Biar dunia lahirkan jalan sepaham itu
Hingga buruk terpejam untuk selamanya
Bangunlah kasih..
Sadarlah semua bagian semu mimpi
Tak ayal gelap malam pun tahu
Kesendirian itu dari palsu kekosonganmu
Dan kini kau disini
Bersama aku dan kenyataan ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar