Keruhnya tirai biru bertoreh ungu
Bermandikan lahar berpijarkan cinta
Disana daku mencerca rindu
Dibaliknya daku menarikan sahara
Merah remang tak bertuah
Tercecer ditepian ratap hatiku
Menahan retak pipihan tangis
Yang berserak tampak tak punya daya
Untuknya..
Untukku..
Persembahan anggun dari angin
Yang menderu kadang mereda
Memolesi bilur-bilur gersang
Mendidiknya menjadi ramah mendayu
Untuknya..
Untukku..
Bersatu bersama berseteru
Dalam mihrab yang belum tertuai sempurna
Ditepinya imam dan yang di cinta terbuai
Bersimpuh menggelayut dalam penghambaan bersama..
Untuknya..
Untukku..
Menyatukan cinta di titik yang abadi
Merintis relung menata hingga suci
Membasuhi kerak-kerak muna
Menyingkirkan toreh-toreh kecintaan dunia
Selaksa meraih serbet alam
Menyapu lumuran darah kedengkian hati
Menetesi reramuan kasih
Mewarnai kecintaan dalam kisah hati nan suci..
Untuknya..
Untukku..
Kita..
Kami, bersama..
Masih dengan sedekap rindu
Menebar mengusik keabstrakan dusta
Mengambil sehampar sajadah pualam
Dan bersujud merapatkan kasih pada-Nya..
Ku rengkuh dia..
Bidadari duniaku
Ku ajak kemari menari bersama
Bersenandung dzikir-dzikir merdu dari syurga
Masih dengan bersimpuh di atas sajadah biru
Dalam kebersamaan dua hati
Untuknya..
Untukku..
Kita membalut jiwa menjadi satu
Mengikat tangis milik seirama
Mengikis kehampaan dunia
Bersama mengemis cinta dari-Nya..
Untuknya..
Untukku..
Kita bersama...
Kembali mengemis cinta
###
2 komentar:
Untuknya
Untukku
Wah, kmu pinter bikin syait, Dek :D..
Keren, deh..
Udah kufolback, tuh.. Makasii udah follow aku, ya :D
iya sama" . . :D
makasih juga ya dah mau baca . hehe
^_^
Posting Komentar