Terdiam lagi dipelupuk hati
Mendongeng sendiri kenistaan itu
Ku tepuk-tepuk bahu sang kasih
Harap-harap dia terbangun dari mimpi
Manis eloknya kekasih ku tidur
Terpejam dari mendung penataran
Ku belai-belai dia lagi
Harap-harap dia terjaga dari semu bersemi
Kasih..
Ku perhatikan lekuk meski sekedar lembar
Terbuainya diseling senyum dingin nan halus
Inginnya segera kau bangun
Sadari aku ada bertumpu rindu disisi
Duhh..
Aku menangis lagi
Atas perih pedih dipojok sepi
Cabik dedurian atas irama yang lalu
Mendayu masuk titipi kesenduan berspora pilu
Kekasih..
Ku genggam jemarimu, lagi
Ku jelajahi ruang dingin kaku wajahmu
Membelai.. Membangunkan..
Aku memintamu terjaga sayang
Sekedar ingin kau tahu, Aku disini
Berpijak di atas telapak rindu
Kasih..
Ku rangkul bahumu, lagi
Semai hanyut jiwa nan rapuh ini menyamar
Ambruk sayu di punggungan lelapmu
Kini rindu atas kita telah menyatu dengan kelu
Kekasih..
Ini hatiku, ini hatimu
Ini jantungku, ini jantungmu
Dan..
Ini detakku.. Tanpa detakmu
Kasih..
Kemana detak kita kemarin?
Kau selipkan di tepi mimpi manakah?
Atau benar kau sertai di pemakaman yang lalu?
Kekasih..
Ku tau kau hanya terjerat lelap
Dalam senyap kegelapan malam tentunya
Atas itu, ku bisikkan sajak diinderamu
Berharap.. Dan berharap..
Kau hanya terlelap
Kasih..
Bangunlah..
Sekedar ingin kau tahu
Aku bertumpu rindu menanti terjagamu
Bangunlah...
###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar